Aku mulai
berbicara dengan hatiku. Apakah didalam cinta harus ada yang tersakiti? Apakah
cinta tidak bisa hanya berselimut bahagia? Apakah semua cinta harus berkorban
demi sebuah kebahagiaan yang nyata? Semua pertanyaan itu harusnya dengan mudah
aku jawab dengan panjang lebar. Bukankah aku sudah merasakan apa yang disebut orang
pahit manis dalam mencinta. Tapi nyatanya semua itu sulit kujawab dan
kujelaskan. Otakku tak memiliki jawaban dan hatiku tak mampu menemukan
kejelasan atas pertanyaan itu. Ya, yang aku tahu hanyalah cintaku kepadamu
bukanlah cinta yang bisa dipahami oleh semua orang. Bukan cinta sesaat seperti
kebanyakan orang. Cintaku adalah cinta
yang tulus. Tak butuh penjelasan dan tidak perlu pemahaman orang lain. Cukup
kamu dan aku yang tau.
Begitu mudah
dan cepat memang kita memulai cerita ini. Cerita tentang kita. Cerita antara
aku dan kamu. Rasa nyaman selalu aku rasakan bila berada di sampingmu. Kamu
seolah menjadi malaikat pelindung yang dikirim Tuhan untuk selalu melindungiku.
Untuk selalu berada di dekatku saat aku kecewa pada dunia. Untuk selalu
memelukku dengan hangat saat semua masalah seolah bersekongkol untuk
menjepitku. Untuk selalu sigap menyiapkan pundakmu hanya untuk sekedar menjadi
sandaranku, saat air mata tak lagi mampu membendung semua rasa yang tak bisa
aku kendalikan. Kamu adalah guardian angel yang bisa menghempaskan semua rasa
yang mencekikku hanya dengan tatapan teduhmu.
Tapi semua
yang terjadi memang kadang tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Aku tau
bahwa dalam suatu hubungan tak akan ada yang berjalan mulus seperti jalan tol.
Aku tau akan ada krikil atau batu yang akan menjadi penghalang jalan cinta. Ahh
semua orang juga tau tentang itu. Tapi aku tak pernah tau bahwa cinta bisa
sedemikian hebat bisa mempengaruhimu. Hingga kamu tak bisa lagi membedakan mana
itu rasa cinta dan rasa cemburu yang berlebihan. Kenyataan seperti inikah yang
harus kita lalui? Jika iya, mengapa kamu tak coba untuk mempercayaiku saja?
Bukankah dalam suatu hubungan kepercayaanlah yang slalu diagungkan. Apa sesulit
itu hanya untuk membuatmu percaya kepadaku?
- baca selanjutnya -
- baca selanjutnya -
0 comments